UX DAN NASI UDUK!

Reko Yunasril
3 min readApr 27, 2017

Om reko kok belum berangkat kerja abis dinas malem ya? (bingung) apa mungkin gua keliatan terlihat seperti satpam kantor ya. perasaan rambut gua ga cepak ngehe. Ya sudahlah abaikan saja sambil senyum dan menjawab “enggak kok lagi pengen masuk siang aja soalnya kerjaanya juga bisa dikerjain dirumah mpok.

Oh emang kerjaanya apaan?, nah ini jawaban yang paling susah dijelaskan ke orang yang awam, coba berpikir keras!!!!!

Saya bekerja diperusahaan teknologi yang bergerak di bidang pembuatan aplikasi dan website sebagai UX designer. Mata si empok langsung menelusuri dari kaki sampai ke wajah dengan gaya lirikan sinetron ram Punjabi. dan kagetnya dia bilang oooh kayak IGUN ya (ivan gunawan)#jlep.

Oh itu fashion designer mpok!. Dengan sedikit geram, sambil mengigit bibir bawah dan bilang yuk mari cucooo!

Ya bener designer juga sih sama tapi bukan fashion designer mpok, Jadi gini sebenernya UX designer itu adalah seseorang yang merancang atau membuat sistem dalam menggunakan sebuah produk baik kasat dan tak kasat (hantu kali) — Term of UX- Don Norman, seperti barang-barang yang mpok gunain setiap harinya”.

Nah kalo saya kebetulan dibagian mendesign tampilan dan pengalaman untuk sipengguna di aplikasi atau website.

ehm iya itu termasuk, mau saya jelasin engga! heheheh (si mpok senyum2), coba deh saya jelaskan lebih simpel mpok. Dengerin ya?

Setiap pagi si empok beli nasi uduk untuk sarapan untuk keluarga ada yang mau pedes, ada yang mau ga pedes dan ada yang mau ga pake orek. Sesampainya di pasar mpok akan melihat lihat sekelilingnya apakah empok dikuburan atau dipasar, hahahaa , saya bercanda mpok,

sumber : https://hype.idntimes.com/fun-fact/prisca/kamu-yang-sering-makan-nasi-bungkus-pasti-familiar-sama-9-hal-ini/full

sesampai di pasar si empok akan melihat-lihat terlebih dahulu dan untuk memutuskan, pedagang mana yang paling lezat masakannya. biasanya empok akan melihat apakah ramai pengujungnya atau melihat masakannya, apakah bersih apakah masih ada atau sudah habis (landing page). terkadang empok bingung pedagang yang mana yang paling enak dagangannya (value proposition). Sehingga empok bisa ngambil keputusan! warung nasi uduk mana yang empok bakal datengin.

Empok akan antri menunggu giliran (empty state) dan sampai kegiliran empok, si penjual akan membuka pembicaraan dengan menanyakan “bungkus atau makan disini” ke empok (onBoarding) dan empok sendiri akan memilih bakwan dan gorengan yang tersusun rapi di atas meja (user interface) untuk dimasukkan ke kantong plastik. sambil melayani empok, sipenjual nasi uduk bertanya? ini nasi uduknya pake apa mpok, si empok jawab sesuai keinginan mpok (personalize) sambil memberikan senyuman dan guyonan (user enggament) dan pada saat proses pembayaran si pedagang nasi uduk menawarkan dagangannya yang lain sembari menjelaskan bahwa bungkus yang pake karet dua itu yang banyak sambelnya, dan yang karet satu tanpa embel-embel, dan untuk yang di sobek itu yang pake orek dan kentang gorek dan ga pake bakwan jagung agar empok siti ga susah lagi untuk membagikan ke keluarga dirumah dengan mudah (labeling), nasi uduk akan dibagikan sesuai dengan pesanan berdasarkan informasi yang empok terima dari sipenjual nasi uduk. walupun terkadang masih sering terjadi kesalahan dari tukang nasi uduk.

Setelah memakan nasi uduknya dan pelayanan yang ramah, si empok akan berpikir untuk membeli dan menjadikan pedagang favorit keluarga mpok (user engagement).

Nah sampe disono empok sudah jelas contoh yang saya berikan. Jadi UX designer itu merancang sebuah sistem baik itu sebuah layanan atau sebuah product nah kebanyakan yang saya lakukan di kantor lebih ke product atau layanan. contohnya aplikasi gojek yang suami empok untuk narik ojek. Aplikasi itu dirancang sama UX designer agar mudah digunakan oleh sipenggunanya sendiri berdasarkan ciri-ciri si penggunannya (user persona).

Oh begitu ya mas, saya kira omnya tukang service hp soalnya setiap aplikasi gojek suami saya rusak si omnya bisa benerin (lah tadi satpam sekarang kang servis). heheheheh

Diambil dari pengalaman pribadi, untuk pelaku dan nama disamarkan :))

--

--

Reko Yunasril

Selalu haus sama ilmu baru, susah tidur cepet, pengen jadi seniman murni tapi ngerasa ga punya bakat disana :)